Proses pembuatan bir disebut brewing. Karena bahan yang digunakan untuk membuat bir berbeda antara satu tempat dan yang lain, maka karakteristik bir seperti rasa dan warna juga sangat berbeda baik jenis maupun klasifikasinya. Kadar alkohol bir biasanya berkisar antara 4-6 % abv (alcohol by volume; alkohol berdasarkan volume), meski ada pula yang serendah kurang dari 1% abv maupun yang mencapai 20% abv.
Minuman yang saat ini kita kenal dengan nama bir pertama kali diracik oleh bangsa Babilonia kuno.
Menurut cerita sejarah, bangsa Babilonia kuno tidak pernah segan-segan menghukum seorang brewer (juru racik bir) apabila bir yang diproduksinya tidak memenuhi standar mutu yang berlaku. Hukumannya adalah ditenggelamkan dalam bir buatannya sendiri.
Air di daerah-daerah tertentu memiliki karakter unik yang menjadikannya ideal untuk dijadikan bahan dasar bir-bir jenis tertentu pula. Air kaya mineral yang terdapat di Dublin, misalnya, adalah bahan dasar terbaik untuk produksi bir jenis stout.
Pada abad pertengahan, air bersih seringkali sulit untuk ditemukan. Hal inilah yang menyebabkan orang-orang pada zaman itu jauh lebih sering mengkonsumsi bir dibanding air putih.
Botol bir selalu disimpan dalam posisi berdiri. Tujuannya adalah untuk meminimalisasi oksidasi dan kontaminasi dari tutup botol.
Bangsa Viking pada jaman dulu percaya bahwa Valhalla (surga menurut kepercayaan Viking) dihuni oleh seekor kambing raksasa yang menghasilkan bir dalam jumlah tak terbatas.
Cenosillicaphobia adalah sebutan untuk phobia terhadap gelas kosong. Rasa takut ini umumnya menimpa penggemar bir.
0 komentar:
Posting Komentar