Seorang pria di India menderita kelainan genetik langka yang menyebabkan pertumbuhannya terhenti di usia balita. Namun itu tidak memupuskan harapannya untuk menjadi seorang guru dan berbagi ilmu kepada sesama.
Azad Singh, 22, diklaim sebagai guru yang memiliki ukuran tinggi badan yang paling pendek, hanya 60 cm. Sejak lahir, Singh menderita kelainan genetik langka yang mengakibatkan dia berhenti tumbuh di usia lima tahun. Menderita kelainan genetik tentunya tidak diharapkan oleh Singh. Namun apa boleh buat, kedua orang tuanya tidak mampu membiayai suntikan hormon untuk mendorong pertumbuhan fisiknya. Praktis kini dia terjebak di dalam tubuh mungilnya itu.
Alhasil, Singh mengalami perlakuan tidak menyenangkan dari orang-orang sekitarnya sejak dia masih berusia dini. Ketika duduk di bangku sekolah, Singh muda sering mendapat perlakuan kasar dari teman-teman sekolahnya karena tinggi badannya yang tidak sama seperti orang normal pada umumnya.
Di usia ke-18, seorang petugas keamanan bahkan mempermalukannya di depan umum karena menyangka Singh masih berusia balita. Dia pun tidak berani keluar dari rumah karena takut ancaman penculikan yang akan menimpa dirinya.
Tetapi Singh tidak putus asa. Menurutnya semua pengalaman buruk yang dia alami di masa lalu, membentuknya menjadi pribadi teguh seperti sekarang.
"Perlakuan kasar di masa lalu mengajarkan saya untuk terus berusaha keras mencapai mimpi saya," ujarnya kepada Dailymail, Selasa 5 Maret 2013.
Ucapannya pun terbukti. Kini Singh telah sukses menggapai mimpinya sebagai seorang guru. Saat ini Singh tercatat menjadi pengajar mata pelajaran komputer di sebuah SMA di daerah Haryana, India. Dalam sebulan Singh mendapat bayaran 10.000 Rupee atau Rp1,8 juta.
Singh pun mengaku tidak merasa minder dikelilingi murid-muridnya yang mayoritas adalah wanita dan memiliki tinggi badan yang jauh lebih daripada dirinya.
"Saya tidak keberatan dengan apa pun anggapan orang terhadap saya, karena saya sudah meraih apa yang saya impikan. Orang mungkin boleh mendiskriminasikan saya dulu, tetapi kini saya memiliki pekerjaan yang terhormat," katanya.
Ketika mengajar, Singh memiliki cara yang unik. Supaya dapat dilihat oleh seluruh muridnya, dia sengaja berdiri di atas meja. Walau memiliki perbedaan, murid-murid yang diajarnya sangat menyayangi guru mereka itu dengan memanggilnya "Chotu" yang berarti "guru kecil".
Perasaan bangga juga menghampiri keluarga Singh. Kedua adik perempuannya, Laxmi, 19, dan Suman, 15, kompak menjawab bahwa mereka berdua bangga dan bahagia bisa memiliki kakak seperti Singh. Sang ibu, Parvati, 52, mengaku turut bahagia.
"Saya senang karena dia telah menemukan kebahagiannya," ujarnya
Rabu, 06 Maret 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar