Menulis di kulit tubuh dengan pulpen itu sudah biasa (khususnya bagi para pelajar yang suka mencontek kala ujian). Tapi seorang wanita asal China yang mengidap penyakit kulit langka tinggal mencoret-coret kulitnya dengan kuku untuk membuat sebuah tulisan. Kulitnya bagaikan kertas. uniknih.com
Hal tersebut membuat wanita bernama Huang Xiangji (52 tahun) asal Chengdu, China, bisa menulis di tubuhnya sendiri dengan menggunakan kuku. Ia sudah mengalami kelainan kulit langka ini sejak kecil. Oleh tim medis Ny. Huang diidentifikasikan menderita sindrom artificial urticaria yang merupakan kelainan kulit langka.
Apapun yang dicoret di kulitnya dapat membekas termasuk kata-kata yang ditulisnya dengan lembut menggunakan kuku, sampai-sampai ia dijuluki sebagai ‘buku berjalan’. Tubuh wanita ini dipenuhi dengan puisi dan catatan.
nama penyakit langka ini : Artificial Urticaria
“Kondisi ini sangat berguna karena saya bisa menggunakan tangan saya untuk menuliskan daftar belanjaan,” jelas Huang.
Seorang spesialis kulit di Chinese Medical Association mengaku terkejut melihat kondisi ini. Ia mengatakan bahwa Ny. Huang ini tidak mengalami efek yang buruk meskipun kondisi yang dialaminya sangat aneh.
Kulit penderitanya bisa 'dicoret-coret" hanya menggunakan kuku
“Saya mencoba menulis di kulitnya menggunakan jari, huruf-huruf itu kemudian menonjol dari kulitnya beberapa saat kemudian,” ujar Sandra Hsu, spesialis kulit dari Chinese Medical Association.
Hsu mengatakan Ny. Xiangji mengaku bahwa ia telah menggunakan tubuhnya sendiri sebagai buku selama bertahun-tahun. “Ia bahkan tidak memerlukan pena dan kertas untuk menulis,” ungkap Hsu.
Lihatlah kulit pahanya! Inilah mengapa Ny. Huang dijuluki "buku berjalan"
Menurutnya, gangguan kulit urticaria memang sering terjadi, tetapi kondisi yang memungkinkan penderitanya dapat menulis di kulit sendiri sangatlah jarang.
“Kondisi ini pada dasarnya adalah alergi, tetapi kondisi kulit yang menjadi begitu sensitif hingga dapat dijadikan buku berjalan sangatlah tidak biasa,” tambah Hsu.Sampai saat ini, belum ada data yang jelas yang menunjukkan jumlah pasien yang menderita kelainan kulit artificial urticaria.
0 komentar:
Posting Komentar